Ketika kita tidak lagi bisa mengubah situasi yang ada, saatnya kita mengubah diri kita. Ubah pola pikir dan tindakan kita, jangan sekedar mengeluh dan menyalahkan situasi. Marilah kita berefleksi diri daripada mengeluh dan membuang energi. Tetap semangat.....”

Rabu, 29 Mei 2013

Mengatasi Pencobaan


 

Konon disebelah timur ada sebuah kerajaan. Rajanya terkenal dengan kebijaksanaannya. Pada suatu hari, seseorang datang untuk memohon nasehat, bagaimana caranya mengatasi pencobaan.

Raja secara tidak langsung memberi jawaban. Ia hanya memerintahkan bawahannya untuk membawa sebuah cawan yang penuh berisi minyak dan berkata kepada orang itu, “kamu harus membawa cawan berisi minyak ini dari sebelah timur sampai ke barat kota. Tetapi ingat tidak boleh ada setetes minyak yang tumpah. Kalau sampai ada yang tumpah, kepalamu sebagai gantinya. Raja meminta dua prajurit untuk mengawasi.

Setelah mendengar perintah raja, orang itu sangat ketakutan dan menyesali diri sendiri, mengapa mau datang untuk meminta nasihat raja. Apa boleh buat nasi telah menjadi bubur. Jalan satu-satunya untuk menyelamatkan nyawanya adalah melaksanakan perintah raja.

Dengan hati-hati sekali, ia membawa cawan yang penuh minyak. Dan melakukan perjalanan dari kota sebelah timur sampai ke kota sebelah barat. Wah! Sungguh calaka, kebetulan hari itu adalah hari besar. Banyak orang berlalu-lalang, sehingga mempersulit tugasnya. Tetapi syukurlah, pada akhirnya ia dapat melaksanakan tugas dengan baik. Setetes minyak pun tidak tertumpah.

Dengan perasaan lega ia menghampiri raja dengan mengatakan, “paduka raja, hamba telah melaksanakan perintahmu. Tidak setetes pun minyak yang tertumpah”. Dengan tertawa lebar raja berkata, “bagus sekali, Cuma satu hal yang perlu kutanyakan; sewaktu kamu berjalan dari timur ke barat kota, apakah kamu bertemu dengan salah satu kenalanmu?”. “tidak, paduka raja”. Jawabnya. Lebih lanjut raja berkata, “ sungguh heran begitu banyaknya orang yang berlalu-lalang, masakan kamu tidak bertemu dengan seorang kenalanmu?”. Dengan terburu-buru orang itu menjawab, paduka raja, kemungkinan ada orang yang hamba kenal, tetapi berhubung perhatian hamba terpusat pada cawan yang penuh berisi minyak agar tidak tertumpah, maka hamba tidak memperhatikan orang-orang yang berada disekitarnya.

Raja yang bijaksana itu tersenyum dan berkata, “apakah kamu sekarang mengetahui bagaimana cara mengatasi pencobaan? Asal kamu memusatkan perhatianmu kepada jalan yang di tunjukkan Tuhan dan melaksanakan petunjuknya itu, maka kamu akan menang terhadap segala pencobaan.

Orang-orang fasik telah memasang jerat terhadap aku, tetapi aku tidak sesat dari titah-titahMu. (mazmur 119:110).

sumber: ilustrasi kebenaran Alkitab 1 (pdt.Dr. Paulus daun, D.Th.)

Pengalaman Pramugari China Airline



True story....... ......

Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.
Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.
Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini. 
Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.
Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.
Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.
Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang disebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir. 

Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.
Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.
Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking . anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua
tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking , tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.

Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.

Menggantikan hukuman rotan

 
Michael Peter Fay (18 tahun) di bulan april 1994 sempat menarik perhatian masyarakat Amerika Serikat dan dunia umumnya. Ia membuat ulah di singapura. Ia menyemproti mobil-mobil dengan cat. Pemerintah Singapura menjatuhi hukuman rotan dengan pukulan sebanyak 6 kali, 4 bulan penjara. Dan denda 2000 dolar. Hukuman ini menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat Amerika.

Bahkan presiden Amerika. Clinton, memintakan grasi atas nama Michael Peter Fay. Kasus itu benar-benar mengharukan, mengapa? Ada seorang sukarelawan yang bersedia menggantikan hukuman bagi anak muda ini. Sukarelawan itu bernama Daniel Vogks (51 tahun). Ia mengirimkan surat kepada Presiden agar di isinkan menggantikan pemuda tersebut untuk menerima hukuman. Hal ini dilakukannya demi anak muda itu dan demi kewibawaan Amerika.

Sukarelawan itu minta supaya fay, pemuda itu, mau melihat ketika sang sukarelawan menggantikan hukumannya. Inilah contoh seorang yang mengajar dengan kasih. Sesungguhnya ada berjuta-juta Fay yang lain, yang seharusnya di hukum karena pelanggaran mereka. Tetapi untung ada sukarelawan, yang bernama Yesus Kristus, yang menebus berjuta-juta Fay, Ia rela disalib menggantikan hukuman banyak orang, termasuk saya dan anda.

Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita. (1 Yohanes 3:16).

IBU BUTA YANG MEMALUKANKU (Kisah Sedih Yang Mengharukan)

Saat aku beranjak dewasa, aku mulai mengenal sedikit kehidupan yang menyenangkan, merasakan kebahagiaan memiliki wajah yang tampan, kebahagiaan memiliki banyak pengagum di sekolah, kebahagiaan karena kepintaranku yang dibanggakan banyak guru. Itulah aku, tapi satu yang harus aku tutupi, aku malu mempunyai seorang ibu yang BUTA! Matanya tidak ada satu. Aku sangat malu, benar-benar Aku sangat menginginkan kesempurnaan terletak padaku, tak ada satupun yang cacat dalam hidupku juga dalam keluargaku. Saat itu ayah yang menjadi tulang punggung kami sudah dipanggil terlebih dahulu oleh yang Maha Kuasa. Tinggallah aku anak semata wayang yang seharusnya menjadi tulang punggung pengganti ayah. Tapi semua itu tak kuhiraukan.

Aku hanya mementingkan kebutuhan dan keperluanku saja. Sedang ibu bekerja membuat makanan untuk para karyawan di sebuah rumah jahit sederhana. Pada suatu saat ibu datang ke sekolah untuk menjenguk keadaanku. Karena sudah beberapa hari aku tak pulang ke rumah dan tidak tidur di rumah. Karena rumah kumuh itu membuatku muak, membuatku kesempurnaan yang kumiliki manjadi cacat. Akan kuperoleh apapun untuk menggapai sebuah kesempurnaan itu. Tepat di saat istirahat, Kulihat sosok wanita tua di pintu sekolah. Bajunya pun bersahaja rapih dan sopan. Itulah ibu ku yang mempunyai mata satu. Dan yang selalu membuat aku malu dan yang lebih memalukan lagi Ibu memanggilku. “Mau ngapain ibu ke sini? Ibu datang hanya untuk mempermalukan aku!” Bentakkan dariku membuat diri ibuku segera bergegas pergi. Dan itulah memang yang kuharapkan. Ibu pun bergegas keluar dari sekolahku. Karena kehadiranya itu aku benar-benar malu, sangat malu. Sampai beberapa temanku berkata dan menanyakan. “Hai, itu ibumu ya???, Ibumu matanya satu ya?” yang menjadikanku bagai disambar petir mendapat pertanyaan seperti itu.

Beberapa bulan kemudian aku lulus sekolah dan mendapat beasiswa di sebuah sekolah di luar negeri. Aku mendapatkan beasiswa yang ku incar dan kukejar agar aku bisa segera meninggalkan rumah kumuhku dan terutama meninggalkan ibuku yang membuatku malu. Ternyata aku berhasil mendapatkannya. Dengan bangga kubusungkan dada dan aku berangkat pergi tanpa memberi tahu Ibu karena bagiku itu tidak perlu. Aku hidup untuk diriku sendiri. Persetan dengan Ibuku. Seorang yang selalu mnghalangi kemajuanku. Di Selolah itu, aku menjadi mahasiswa terpopuler karena kepintaran dan ketampananku. Aku telah sukses dan kemudian aku menikah dengan seorang gadis Indonesia dan menetap di Singapura. Singkat cerita aku menjadi seorang yang sukses, sangat sukses. Tempat tinggalku sangat mewah, aku mempunyai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan aku sangat menyayanginya.

Bahkan aku rela mempertaruhkan nyawaku untuk putraku itu. 10 tahun aku menetap di Singapura, belajar dan membina rumah tangga dengan harmonis dan sama sekali aku tak pernah memikirkan nasib ibuku. Sedikit pun aku tak rindu padanya, aku tak mencemaskannya. Aku BAHAGIA dengan kehidupan ku sekarang. Tapi pada suatu hari kehidupanku yang sempurna tersebut terusik, saat putraku sedang asyik bermain di depan pintu. Tiba-tiba datang seorang wanita tua renta dan sedikit kumuh menghampirinya. Dan kulihat dia adalah Ibuku, Ibuku datang ke Singapura. Entah untuk apa dan dari mana dia memperoleh ongkosnya. Dia datang menemuiku. Seketika saja Ibuku ku usir. Dengan enteng aku mengatakan: “HEY, PERGILAH KAU PENGEMIS. KAU MEMBUAT ANAKKU TAKUT!” Dan tanpa membalas perkataan kasarku, Ibu lalu tersenyum, “MAAF, SAYA SALAH ALAMAT” Tanpa merasa besalah, aku masuk ke dalam rumah. Beberapa bulan kemudian datanglah sepucuk surat undangan reuni dari sekolah SMA ku. Aku pun datang untuk menghadirinya dan beralasan pada istriku bahwa aku akan dinas ke luar negeri.

Singkat cerita, tibalah aku di kota kelahiranku. Tak lama hanya ingin menghadiri pesta reuni dan sedikit menyombongkan diri yang sudah sukses ini. Berhasil aku membuat seluruh teman-temanku kagum pada diriku yang sekarang ini. Selesai Reuni entah megapa aku ingin melihat keadaan rumahku sebelum pulang ke Sigapore. Tak tau perasaan apa yang membuatku melangkah untuk melihat rumah kumuh dan wanita tua itu. Sesampainya di depan rumah itu, tak ada perasaan sedih atau bersalah padaku, bahkan aku sendiri sebenarnya jijik melihatnya. Dengan rasa tidak berdosa, aku memasuki rumah itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ku lihat rumah ini begitu berantakan. Aku tak menemukan sosok wanita tua di dalam rumah itu, entahlah dia ke mana, tapi justru aku merasa lega tak bertemu dengannya. Bergegas aku keluar dan bertemu dengan salah satu tetangga rumahku. “Akhirnya kau datang juga. Ibu mu telah meninggal dunia seminggu yang lalu” “OH…” Hanya perkataan itu yang bisa keluar dari mulutku.

Sedikit pun tak ada rasa sedih di hatiku yang kurasakan saat mendengar ibuku telah meninggal. “Ini, sebelum meninggal, Ibumu memberikan surat ini untukmu” Setelah menyerahkan surat ia segera bergegas pergi. Ku buka lembar surat yang sudah kucal itu. Untuk anakku yang sangat Aku cintai, Anakku yang kucintai aku tahu kau sangat membenciku. Tapi Ibu senang sekali waktu mendengar kabar bahwa akan ada reuni disekolahmu. Aku berharap agar aku bisa melihatmu sekali lagi. karena aku yakin kau akan datang ke acara Reuni tersebut. Sejujurnya ibu sangat merindukanmu, teramat dalam sehingga setiap malam Aku hanya bisa menangis sambil memandangi fotomu satu-satunya yang ibu punya.Ibu tak pernah lupa untuk mendoakan kebahagiaanmu, agar kau bisa sukses dan melihat dunia luas.

Asal kau tau saja anakku tersayang, sejujurnya mata yang kau pakai untuk melihat dunia luas itu salah satunya adalah mataku yang selalu membuatmu malu. Mataku yang kuberikan padamu waktu kau kecil. Waktu itu kau dan Ayah mu mengalami kecelakaan yang hebat, tetapi Ayahmu meninggal, sedangkan mata kananmu mengalami kebutaan. Aku tak tega anak tersayangku ini hidup dan tumbuh dengan mata yang cacat maka aku berikan satu mataku ini untukmu. Sekarang aku bangga padamu karena kau bisa meraih apa yang kau inginkan dan cita-citakan.

Dan akupun sangat bahagia bisa melihat dunia luas dengan mataku yang aku berikan untukmu. Saat aku menulis surat ini, aku masih berharap bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya, Tapi aku rasa itu tidak mungkin, karena aku yakin maut sudah di depan mataku. Peluk cium dari Ibumu tercinta Bak petir di siang bolong yang menghantam seluruh saraf-sarafku, Aku terdiam! Baru kusadari bahwa yang membuatku malu sebenarnya bukan ibuku, tetapi diriku sendiri....

Sumber : http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/33911/IBU-BUTA-YANG-MEMALUKANKU-Kisah-Sedih-Yang-Mengharukan

Membalas Kejahatan dgn Kebaikan

Pada saat Berlin Timur & Berlin Barat berselisih, kedua negara itu dipisahkan oleh sebuah tembok raksasa sepanjang 165km x tinggi 3.6m, yang dibangun oleh Berlin Timur, dan dikenal sebagai Tembok Berlin. Berlin Timur selalu diidentitaskan sebagai daerah kekuasaan Soviet, sedangkan Berlin Barat kekuasan Amerika.

Kehidupan di kedua Berlin itu, sangat jauh berbeda, Berlin Timur sangat miskin dan ketinggalan, sedangkan Berlin Barat hidupnya makmur dan kaya. Karena melihat kehidupan Berlin Barat yang demikian majunya, ini telah menimbulkan kebencian dan iri hati dari penduduk Berlin Timur.Suatu hari mereka sepakat mengumpulkan sejumlah sampah lalu sengaja dibuang ke Berlin Barat, ini juga supaya upaya untuk provokasi untuk memperuncing konflik Blok Timur dan Blok Barat. Penduduk Berlin Barat tidak marah apalagi membalas dengan sampah yang dibuang ke wilayahnya.

sebaliknya mereka mengumpulkan sejumlah makanan lezat lalu dilemparkan balik ke Berlin Timur. Dengan sengaja sebuah spanduk disisipkan di antara barang yang dilemparkan. Spanduk itu berbunyi “Terimakasih atas pemberian yang kalian berikan. Kami hanya bisa memberikan apa yang kami miliki. Semoga bisa bermanfaat. Saudara sebangsaku.” Penduduk Berlin Timur merasa sangat malu karena setelah mereka memberikan sampah, malah dibalikin dengan diberi makanan, serta masih menganggap mereka sebangsa.Dan semenjak hari itu mereka tidak pernah ada lagi terdengar ada sampah dan kotoran kotoran yang dibuang ke Berlin Barat.

Pesan moral:
»Membalas keBAIKan dgn keJAHATan itu adalah sifat SETAN«
»Membalas keJAHATan dgn keJAHATan itu sifat MANUSIAWI«
»Membalas keJAHATan dgn keBAIKan itu adalah sifat ANAK2 ALLAH«

Kehidupan / pakaian kita bisa ditutupi dgn berbagai atribut keagamaan, tetapi Reaksi kita terhadap: Penghinaan / Kekecewaan / Kejahatan / Ketidakadilan / Penganiayaan atau segala kebaikan yg kita terima, Akan membuktikan siapa diri kita yg sebenarnya. »TIDΑK PENTING ENGKAU AGAMA APA« Respon kita terhadap sesuatu, merupakan pengumuman dan kesaksian nyata, kita ini milik SETAN atau milik ALLAH. (Gal 6:7-10)
 ~~~Ǧ̩̥ợ̇đ◦в̍̍̍̍̊ȋ̝̊̅̄ε̲̣̣̣̥S̤̥̈̊ƨ̣̣̣̇̇̇̇◦γ̲̣̣̥ợ̣̣̇̇̇υ̲̣̥~~~